Langsung ke konten utama

Ini Pesan Ketum Fateta Sebelum Lengser


Jadikanlah organisasi sesuai dengan akar katanya organ. Gerakan yang harus harmoni dan bersimponi antara satu sama lain. Organisasi mengharuskan kerjasama sebagai penggeraknya. Kalimat tersebut dikatakan Ketua umum (Ketum) demisioner komisariat Fateta IPB, Paradha Wihandi Simarmata, Jumat (17/11/2017).

"Komisariat Fateta kami jalankan dengan semangat berbeda dan berpikir mandiri. Militansi adalah penggerak organisasi," tutur Paradha ketika menyampaikan kondisi internal dalam pleno III bertempat di Mushola Bateng, Dramaga.

Menanggapi persoalan membangun kekompakan komisariat, Paradha menyampaikan pentingnya kebersamaan. Menderita dan bahagia bersama. 

"Kita harus siap membeli cita cita dengan penderitaan. Membangun organisasi harus dimulai dari rasa memiliki. Komisariat Fateta bukan milik individu tapi punya kita semua. Selain itu kita juga harus tetap menjaga semangat membaca," ungkap pemuda yang jago karate tersebut.

Swkretaris Umum (Sekum) Fateta demisioner, Manggala punya cara berbeda untuk membangun kekompakan. Setiap kader harus mampu mendefinisikan kelemahan dan kekuatan masing masing. Selain itu kehadiran partner saparing juga penting.

"Kita butuh rival. Bila perlu dirumuskan sejelas jelasnya agar kompetensi juga meningkat. Rival membangkitkan gairah untuk terus berbenah dan berpikir dinamis. Buat atmosfir Fateta agar terus berpikir," pungkas Manggala.

Prosesi tertinggi di komisariat tersebut melahirkan pemimpin baru untuk Komisariat Fateta. Semua peserta yang ikut musyawarah bermufakat satu suara memilih Rahmat sebagai ketua umum selanjutnya.

"Satu permohonan saya dalam mengemban tanggungjawab yang diberikan kawan kawan, mohon bantuannya. Tolong diingatkan jika Fateta dalam kepengurusan saya keluar dari jalur. Agar kami terus berbenah," kata Rahmat ketika menyampaikan kata sambutan. (Ags)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA DAN BAGAIMANA SETELAH MASUK HMI? (Sesi Wawancara dengan Ketum HMI Cabang Bogor)

                    Pada kesempatan ini kami sengaja kembali menghadirkan sesi wawancara khusus dengan ketua umum HMI Cabang Bogor periode 2013-2014, Bang Qiki Qilang Syachbudy. Wawancara ini sengaja dilakukan karena banyaknya pertanyaan baik dari kader ataupun masyarakat umum tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan setelah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Berikut adalah wawancaranya.

Pilkada Kabupaten Bogor 2018, HMI Bersikap Netral

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor, Joni Iskandar, menyampaikan agar seluruh kader HMI cabang Bogor  bersikap netral dalam pemilihan kepala daerah serentak yang akan digelar pada Rabu, 27 Juni 2018. Ajakan tersebut disampaikan di Gedung Serbaguna Mahasiswa Islam (GSMI), sekretariat HMI Cabang Bogor, Selasa (26/06). "Kader HMI harus bersikap netral sebagai bentuk pengejawantahan independensi organisatoris. Tidak dibenarkan jika kader HMI melakukan komitmen dalam bentuk apapun dengan pihak luar, apalagi ikut andil dalam politik praktis memenangkan satu kandidat," ungkap Joni. Dalam kesempatan tersebut Joni juga meminta kepada seluruh penyelenggara pemilu dan pihak keamanan agar menjalankan kewajibannya sesuai amanat yang sudah diberikan. "Kami meminta kepada semua aparatur negara dan pihak keamanan  menjalankan tugasnya dengan baik dalam mengawal pemilu demi terwujudnya Pilkada damai dan bersih," pungkas Joni mengakhiri.

SEKOLAH MENULIS, ARISAN BACA, DAN FLD?

  Judul di atas memang menarik untuk dibahas pada kesempatan ini mengingat kita sama-sama tahu bahwa HMI Cabang Bogor harus terus eksis dalam mencetak kader-kader militan ummat dan bangsa.