Langsung ke konten utama

GELAR DISKUSI, HMI TAZKIA BAHAS LANDREFORM


Alhamdulillah senin 28/11/17 Komisariat STEI Tazkia melaksanakan kegiatan rutinnya yaitu Kajian SOTOI yg dipelopori oleh Bidang P3A.

Penyaji adalah Kanda Fathurrahman yg merupakan Sekum Komisariat STEI Tazkia dan di moderatori langsung oleh Kanda Ainul Yaqin Afifi, beliau adalah Formateur terpilih Komisariat STEI Tazkia. Tema SOTOI perdana yang diangkat oleh pemateri tentang "Land Reform". 

Secara sederhana land reform mengandung arti perombakan struktur penguasaan tanah, beliau menjelaskan konsep dengan disertai data-data empiris yg ada di Sentul, Kalimantan, Belitung dan Palembang yang memang di benarkan oleh peserta diskusi .

Pemantik yang di berikan oleh penyaji tersebut benar-benar menjadikan forum cukup meriah dan memecah pandangan peserta ibarat blok barat dan timur.

Kanda Dhany memiliki pandangan lain, sec idiologi Landreform ini adlh konsep sosialis sementara beliau lebih setuju dengan kapitalis, karena dengan pendekatan teknologi, kapitalis dapat lebih membuka lapangan pekerjaan yg besar beda halnya dg konsep landreform ini .

Pandangan tersebut dibantah oleh Kanda Rijaluddin, "harusnya kapitalis tidak menggunakan kebohongan untuk mengelabui masyarakat, alangkah baiknya dilakukan atas dasar sama-sama ridho, misalkan dalam pembebasan tanah." Begitu pungkas beliau.

Diskusi semakin hangat, adanya beberapa masalah seperti kurangnya pengetahuan masyarakat, diiming-imingi imbalan yg lebih besar, ketidak jelasan surat2 tanah yg dimiliki sebagian orang, dan faktor lainnya.

Solusi yg diberikan oleh peserta diskusi dan disempurnakan oleh pemateri, antara lain: 
~perlunya edukasi terhadap masyarakat tentang pentingnya adm tanah dan 
~jangan gampang menjual tanah yg diiming-imingi imbalan besar.

Pemateri menambahkan bahwa beliau mengangkat tema ini utk meningkatkan kesadaran kita perihal pentingnya permasalahan tanah di berbagai daerah di Indonesia. 
  
Maka dari itu harapan pemateri kepada peserta diskusi utk lebih mendalami permasalahan ini, agar kita dan org sekitar dpt terhindar dari masalah yang ada.

Kajian SOTOI 27/11 ditutup dg pembacaan doa kaffaratul majlis bersama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA DAN BAGAIMANA SETELAH MASUK HMI? (Sesi Wawancara dengan Ketum HMI Cabang Bogor)

                    Pada kesempatan ini kami sengaja kembali menghadirkan sesi wawancara khusus dengan ketua umum HMI Cabang Bogor periode 2013-2014, Bang Qiki Qilang Syachbudy. Wawancara ini sengaja dilakukan karena banyaknya pertanyaan baik dari kader ataupun masyarakat umum tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan setelah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Berikut adalah wawancaranya.

Pilkada Kabupaten Bogor 2018, HMI Bersikap Netral

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor, Joni Iskandar, menyampaikan agar seluruh kader HMI cabang Bogor  bersikap netral dalam pemilihan kepala daerah serentak yang akan digelar pada Rabu, 27 Juni 2018. Ajakan tersebut disampaikan di Gedung Serbaguna Mahasiswa Islam (GSMI), sekretariat HMI Cabang Bogor, Selasa (26/06). "Kader HMI harus bersikap netral sebagai bentuk pengejawantahan independensi organisatoris. Tidak dibenarkan jika kader HMI melakukan komitmen dalam bentuk apapun dengan pihak luar, apalagi ikut andil dalam politik praktis memenangkan satu kandidat," ungkap Joni. Dalam kesempatan tersebut Joni juga meminta kepada seluruh penyelenggara pemilu dan pihak keamanan agar menjalankan kewajibannya sesuai amanat yang sudah diberikan. "Kami meminta kepada semua aparatur negara dan pihak keamanan  menjalankan tugasnya dengan baik dalam mengawal pemilu demi terwujudnya Pilkada damai dan bersih," pungkas Joni mengakhiri.

SEKOLAH MENULIS, ARISAN BACA, DAN FLD?

  Judul di atas memang menarik untuk dibahas pada kesempatan ini mengingat kita sama-sama tahu bahwa HMI Cabang Bogor harus terus eksis dalam mencetak kader-kader militan ummat dan bangsa.