Langsung ke konten utama

MENILIK EKONOMI ISLAM SUBSTANTIF: Sebuah Resume Bacaan



http://www.aamslametrusydiana.com/p/peluang-bisnis.html
Buku Ekonomi Islam Substantif ini merupakan buah pemikiran dari "Mahasiswa-Mahasiswa Ekonomi Islam" yang mencoba menyampaikan pemikiran mereka tentang disiplin ekonomi islam itu sendiri. Kita bisa melihat kritik dan saran yang membangun dari isi artikel yang terkandung di dalamnnya. Salah satu pengarang buku setebal 134 halaman ini, bisa kawan-kawan kunjungi Disini. Dan dibawah ini penulis mencoba menyampaikan apa yang penulis dapatkan dari proses pembacaan artikel yang penulis lakukan dari buku Ekonomi Islam Substantif diatas.___


Akhir akhir ini kita dikejutkan dengan perkembangan satu disiplin ilmu yakni ilmu ekonomi islam. Saat ini sentero jagat sedang mengalami euphoria ekonomi islam, baik di Negara berkembang maupun di Negara maju seperti eropa dan lain sebagainya. Sedangkan di Indonesia sendiri mengejewantah menjadi lembaga keuangan Syariah yang begitu menjamur ba’da krisis 1997.

Jika kita perhatikan secara seksama maka ada sebuah perkara yang harus kita sikapi dengan kritis, yakni tidak seimbanganya perkembangan yang terjadi antara praktik dan teori ekonomi islam. Dimana tidak ada ijtihad-ijtihad baru tantang ekonomi islam yang disesuaikan dengan konteks kekinian. Dengan kata lai terjadi proses stagnan dalam keilmuan ekonomi islam.

Seperti yang kita ketahui dalam ekonomi islam ada 3 madzhab utama, yakni: pertama, madzhab Baqir al-Sadr dengan tokohnya Baqir As-Sadr dan Ali Sariati. Aliran ini berpendapat bahwa terdapat perbedaan antara ilmu ekonomi dan islam. Dan mereka lebih sepakat dengan penamaan Iqtishod untuk menyebut ekonomi. Dan madzhab ini pula tidak sepakat dengan sebuah kalimat yang mengatakan “unlimited resource and limited want. Madzhab yang kedua, madzhab mainstream dengan tokohnya Umar Chaepra, Monzer kahf dan anas Zarqo. Madzhab ini cenderung lebih di tengah dalam menyikapi ekonomi islam. Maka dari itu madzhab ini lebih dominan penganutnya dibanding kedua madzhab yang lainnya. Madzhab yang ketiga yakni, madzhab alternative dengan pionernya  Timur Kuran. Madzhab ini mengajak penganutnya untuk tidak hanya kritis kepada ekonomi konvensional dan sosialis saja, tetapi juga harus kritis terhadap ekonomi islam. Karena menurut mereka islam sudah pasti benar tetapi ekonomi islam belum tentu benar karena ia hanyalah merupakan interpretasi manusia terhadap ajaran islam.

Dari penjelasan diatas tentunya kita harus merasa bangga karena dengan beragamnya madzhab pemikiran dalam ekonomi islam menandakan bahwa ekonomi islam merupakan disiplin ekonomi yang dinamis. Dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk terus mengkaji dan kemudian disesuaikan dengan masa kontemporer.­­­_______

Tentunya banyak pelajaran yang bisa kita petik dari krisis yang menerpa Negara ita beberapa tahun ini. Terutama hal ini memberitahukan kepada kita bahwa mata uang kita tak berdaya ketika harus berhadapan dengan dollar. Tentu kita semua merasa gusar dengan berubahnya rupiah karena ini langsung mempengaruhi seluruh sendi perekonomian kita. Uang kertas atau fiat money hanyalah dektrit Negara yang mengatakan bahwa uang yang kita pegang tersebut adalah uang selebihnya uang tersebut hanyalah sebuah kertas belaka yang tak mempunyai nilai intrinsic. Maka tak heran jika suatu saat nanti ada perubahan hukum yang mengatakan bahwa bahwa itu bukan uang, maka ia takkan lagi memiliki nilai. Padahal mestinya uang memiliki peran pengganti terhadap barang yang kita tukar dengan uang. Maka sangat tepat jika kita beralih kepada’Dinar. Mengapa Dinar?

Dinar merupakan mata uang yang memiliki nilai intrinsik sepadan dengan barang yang kita tukar. Takkan ada kemungkinan inflasi terhadap dinar karena dalam kurun waktu beberap abad ini, dinar memiliki nilai yang stabil tanpa inflasi.  Bagaimana dengan rupiah? Bisa kita saksikan sendiri bahwa dari kurun waktu puluhan tahun ini rupiah terus mengalami penyusutan nilai. Karena rupiah hanyalah uang yang memiliki nilai semu belaka.

Sesuai dengan hukum aksi-reaksi Tentu akan ada pro dan kontra terhadap penerapan mata uang dinar ini. Pertama, sebagaian masyarakat mengira Dinar merupakan mata uang yang identik dengan islam. Seadainya ada pertanyaan semacam ini maka kita harus menelisik sejarah kembali. Karena dinar merupakan mata uang yang sudah ada sejak zaman kerajaan Byzantium dan baru kemudian diadopsi oleh islam. 

Seperti yang kita ketahui dinar dulu juga pernah diterapkan namun seiring dengan berjalannya waktu penerapan tersebut pudar dan tanggelam oleh kemajuan zaman. Alasannya tidak praktis dan sangat tidak sesuai bila dinar dipakai buat beli permen atau hal hal kecil lainnya yang tidak memerlukan uang terlalu banyak. Jika hal tersebur memang kendalanya, maka kita harus tetap memakai uang fiat money akan tetapi uang tersebut harus kita back up dengan emas. Selain itu penerapan dinar juga akan terus memotivasi pemerintah kita untuk mengeksplorasi tambang emas kita. Dengan kekayaan emas yang begitu memadai, hal ini akan sangat mendukung penerapan dinar tersebut._____

Jangan  sampai kejayaan masa lalu membuat kita tetap bertahan dengan kejumudan. Dalam sejarah paradaban islam belum pernah kita mendegar tentang adanya Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sedangkan di abad modern ini merupakan suatu kepastian untuk berjibaku memakai LKS. Setiap zaman tentu beda social dan budaya dan sekarang yang menjadi trend dan pusat keuangan di sentero dunia paling pesat yakni pada perbankan, ingat al aslu fi mu’amalah al ibahah. Sehingga sangat tidak mungkin bagi kita untuk mengadopsi semua system yang ada pada masa kegemilangan para kholifah islam untuk kemudian diterapkan dengan zaman sekarang, karena zamannya telah berbeda. Tetapi ada sebagian yang bisa kita tiru seperti presentase kemsikinan yang hampir mendekati angka nol % pada zaman Kholifah Umar Bin Abdul Aziz atau sistem irigasi, distribusi dan konsumsi pada zaman nabi Yusuf ketika menghadapi musim paceklik berkepanjangan dan contoh-contoh lainnya yang bisa kita jadikan landasan berfikir yang ideal, sesuai logika dan tidak uthopis.

Dan tentunya kita juga bisa menerapkan cara penerapan hukum yang tidak tergesa-gesa sebagaimana yang bisa kita pelajari dari proses pengahraman riba dan Khomer yang kesemuanya itu dilakukan secara bertahap. Sehingga dengan demikian bisa menghindarkan pertentangan internal umat muslim dan pada akhirnya bisa menjadikan kita berpijak pada satu pola pikir.

Dengan penerapan ekonomi islam diharapkan kita tidak memarjinalkan aspek islam yang lainnya. Karena di sinilah inti ajaran ekonomi islam sendiri. Mengaitkan spritualitas, universalitas dan aktivitas ekonomi.______

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA DAN BAGAIMANA SETELAH MASUK HMI? (Sesi Wawancara dengan Ketum HMI Cabang Bogor)

                    Pada kesempatan ini kami sengaja kembali menghadirkan sesi wawancara khusus dengan ketua umum HMI Cabang Bogor periode 2013-2014, Bang Qiki Qilang Syachbudy. Wawancara ini sengaja dilakukan karena banyaknya pertanyaan baik dari kader ataupun masyarakat umum tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan setelah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Berikut adalah wawancaranya.

Pilkada Kabupaten Bogor 2018, HMI Bersikap Netral

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor, Joni Iskandar, menyampaikan agar seluruh kader HMI cabang Bogor  bersikap netral dalam pemilihan kepala daerah serentak yang akan digelar pada Rabu, 27 Juni 2018. Ajakan tersebut disampaikan di Gedung Serbaguna Mahasiswa Islam (GSMI), sekretariat HMI Cabang Bogor, Selasa (26/06). "Kader HMI harus bersikap netral sebagai bentuk pengejawantahan independensi organisatoris. Tidak dibenarkan jika kader HMI melakukan komitmen dalam bentuk apapun dengan pihak luar, apalagi ikut andil dalam politik praktis memenangkan satu kandidat," ungkap Joni. Dalam kesempatan tersebut Joni juga meminta kepada seluruh penyelenggara pemilu dan pihak keamanan agar menjalankan kewajibannya sesuai amanat yang sudah diberikan. "Kami meminta kepada semua aparatur negara dan pihak keamanan  menjalankan tugasnya dengan baik dalam mengawal pemilu demi terwujudnya Pilkada damai dan bersih," pungkas Joni mengakhiri.

SEKOLAH MENULIS, ARISAN BACA, DAN FLD?

  Judul di atas memang menarik untuk dibahas pada kesempatan ini mengingat kita sama-sama tahu bahwa HMI Cabang Bogor harus terus eksis dalam mencetak kader-kader militan ummat dan bangsa.