Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

GELAR DISKUSI, HMI TAZKIA BAHAS LANDREFORM

Alhamdulillah senin 28/11/17 Komisariat STEI Tazkia melaksanakan kegiatan rutinnya yaitu Kajian SOTOI yg dipelopori oleh Bidang P3A. Penyaji adalah Kanda Fathurrahman yg merupakan Sekum Komisariat STEI Tazkia dan di moderatori langsung oleh Kanda Ainul Yaqin Afifi, beliau adalah Formateur terpilih Komisariat STEI Tazkia. Tema SOTOI perdana yang diangkat oleh pemateri tentang "Land Reform".  Secara sederhana land reform mengandung arti perombakan struktur penguasaan tanah, beliau menjelaskan konsep dengan disertai data-data empiris yg ada di Sentul, Kalimantan, Belitung dan Palembang yang memang di benarkan oleh peserta diskusi . Pemantik yang di berikan oleh penyaji tersebut benar-benar menjadikan forum cukup meriah dan memecah pandangan peserta ibarat blok barat dan timur. Kanda Dhany memiliki pandangan lain, sec idiologi Landreform ini adlh konsep sosialis sementara beliau lebih setuju dengan kapitalis, karena dengan pendekatan teknologi, kapitalis dapat

HMI Peternakan IPB Gelar Latihan Kader I Se-Bogor Raya

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor Komisariat Peternakan IPB menggelar Latihan Kader I (Basic Training) Se-Bogor raya. LK I yang berlangsung mulai 24 - 26 November ini dibuka oleh Formateur/Ketum HMI Bogor, Joni Iskandar di Gedung Serbaguna Mahasiswa Islam (GSMI), Jum’at (24/11). Menurut ketua panitia pelaksana Isfan Fajar, sejauh ini panitia pelaksana telah berupaya semaksimal mungkin untuk mensukseskan kegiatan ini. Jumlah peserta yang hadir di hari pertama mencapai 41 yang datang dari berbagai kampus di Bogor, seperti Universitas Ibnu Khaldun, Universitas Pakuan, STEI Tazkia, STAINI Parung, Gunadarma dan IPB. “Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan LK I ini. Mudah-mudahan kami semua kekurangan dalam pelaksanaan bisa dimaklumi,” kata Isfan ketika ditemui saat pelatihan. Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) Fapet, Dini Rosyana menyampaikan beberapa kendala dalam pelaksanaan. Dini tidak menyangka jika peserta yang

Terpilih Jadi Ketum FEM IPB, Ian Siap Bawa Komisariat Makin Progresif

BOGOR - Hendrian terpilih sebagai Ketum HMI Komisariat Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) IPB untuk periode 2017-2018 menggantikan ketum sebelumnya, Muhammad Naufal Fauzan Nasution. Hendrian terpilih secara mufakat dalam Sidang Pleno IV Rapat Anggota Komisariat (RAK) FEM IPB di Ruang Kuliah Pinus 1 Kampus IPB Dramaga, Bogor. Dalam kesempatan tersebut Hendrian mengungkapkan kesiapannya untuk menahkodai HMI Fem satu periode kedepan. "Salah satu cara agar roda organisasi terus berputar, kita harus terus bergerak menjalankan regenerasi. Saya formateur terpilih tanpa bantuan kawan kawan tidak akan bisa berbuat apa apa. Semoga kompak selalu," ujar mantan menteri BEM KM IPB ini. Ketum demisioner, Naufal Fauzan Nasution manyampaikan dukungan nya untuk terus mengawal komisariat FEM satu periode kedepan. Salah satu bentuk dukungannya, Naufal bersedia menjadi salah seorang anggota MPKPK yang siap mendampingi komisariat. "Jangan sungkan untuk sharing dan berbagi c

Galang Dana Banjir Lombok Jilid 2

HMI Cabang Bogor yang dipelopori oleh Komisariat Faperta IPB melakukan penggalangan dana untuk korban banjir Lombok bekerja sama dengan komisariat Se-Cabang Bogor dan Kota Bogor serta Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Lombok di Car Free Day Bogor, (27/11/2017). . Ketum Komisariat Faperta, Nurul Hadi mengatakan sebagai manusia kita harus saling meringankan beban antar satu sama lain terutama ketika sedang terkena musibah. . "Ketika ada saudara kita yang sedang membutuhkan uluran tangan kita, maka wajib kita bantu atas dasar sesama manusia. Terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu baik dari Komisariat Se-Cabang Bogor dan kota Bogor serta omda HIMAGIS," ucap Hadi yang juga berasal dari Lombok ini. . Penggalangan dana dilakukan di beberapa titik CFD Bogor. Ada juga stand yang didirikan oleh HMI kota Bogor serta beberapa penampilan teatrikal puisi oleh para kader dalam penggalangan dana. (Ags)

HMI FPIK IPB Mantapkan Kepengurusan Lewat Upgrading

Pengurus baru Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat Fakuktas perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB mengadakan upgrading pengurus di Asrama Kayong, Balebak, Dramaga Kab Bogor, Kamis (23/11/2017). Salah satu pengurus cabang, Abdul Hamid yang hadir mengisi upgrading mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai satu diantara agenda organisasi yang juga memegang peran penting bagi keberlangsungan dan kemajuan suatu organisasi. Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh pengurus HMI Komisariat FPIK periode 2017-2018. "Pada upgrading ini setiap bidang ataupun Devisi akan diberi penjelasan mengenai tugas dan fungsi sesuai ranah kerja masing masing yang akan dilaksanakan selama satu periode," katanya. Adanya upgrading tersebut sebagai bentuk pemantapan dari pemahaman pengurus sehingga membuat program kerja yang saling menopang satu sama lain dan tidak tumpang tindih antar bidang.  "upgrading bagi pengurus juga hal yang tidak boleh ditinggalkan, karena

Perkuat Kepengurusan, HMI Tazkia Adakan Upgrading

(Senin 20/11/207) HMI Cabang Bogor Komisariat STEI Tazkia melaksanakan "Upgrading Kepengurusan" yg dihadiri oleh pengurus komisariat dan pengurus cabang. Pengurus cabang diwakili langsung oleh Formatur HMI Cabang Bogor kakanda Joni Iskandar, dan Kakanda Muh. Iqbal selaku penyaji. Kakanda Joni memaparkan beberapa tanggung jawab mulai dari ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum, Kabid, dan departemen.  Ketum tugasnya menselaraskan beberapa bidang dan mengkoordinirnya agar tdk ada tumpang tindih proker antar bidang, Begitulah cetus Kanda Joni. Kakanda Iqbal menambahkan, kita sebagai kader2 HMI harus ikut aktif di organisasi internal kampus, karena kader2 HMI dibentuk utk jadi pemimpin bukan penonton. Dilakukannya Upgrading tersebut agar pengurus komisariat tdk keluar dari jalur HMI dalam menjalankan kepengurusannya. Upgrading hangat itu ditutup dengan tidak adanya pertanyaan lagi dari temen2 pengurus Komisariat STEI Tazkia dan dilanjutkan dengan foto

HMI Komisariat Faperta Galang Dana untuk korban Banjir Lombok

Komisariat Fakultas Pertanian (Faperta) IPB bekerja sama dengan HIMAGIS, Organisasi Mahasiswa Daerah Lombok melakukan penggalan dana untuk korban Banjir Lombok Timur yang bertempat di dua titik, yakni Jalan Kampus Berlin dan jalan depan BNI Dramaga, Senin (20/11/2017). Ketum komisariat Faperta IPB, Nurul Hadi menyampaikan bahwa penggalangan dan ini bertujuan meningkatkan kepedulian kita sebagai sesama manusia yang saling membutuhkan. Khususnya, untuk meringankan beban korban bencana banjir yang ada di Lombok Timur. Dia mengungkapkan rasa syukur dan terimakasihnya atas partispasi masyarakat. "Alhamdulillah, syukurillah pada hari ini penggalangan dana berhasil mengumpulkan sebesar Rp.2.873.400. Mudah mudahanan penggalangan dana ini dinilai sebagai ibadah untuk kita semua dan hasil penggalangan dana bermanfaat untuk saudara-saudara kita yang lagi mendapat musibah," ucap Nurul Hadi paska menggalang dana. Nurul Hadi mengutip salah satu Hadits Nabi, sebaik-baik m

Ini Pesan Ketum Fateta Sebelum Lengser

Jadikanlah organisasi sesuai dengan akar katanya organ. Gerakan yang harus harmoni dan bersimponi antara satu sama lain. Organisasi mengharuskan kerjasama sebagai penggeraknya. Kalimat tersebut dikatakan Ketua umum (Ketum) demisioner komisariat Fateta IPB, Paradha Wihandi Simarmata, Jumat (17/11/2017). "Komisariat Fateta kami jalankan dengan semangat berbeda dan berpikir mandiri. Militansi adalah penggerak organisasi," tutur Paradha ketika menyampaikan kondisi internal dalam pleno III bertempat di Mushola Bateng, Dramaga. Menanggapi persoalan membangun kekompakan komisariat, Paradha menyampaikan pentingnya kebersamaan. Menderita dan bahagia bersama.  "Kita harus siap membeli cita cita dengan penderitaan. Membangun organisasi harus dimulai dari rasa memiliki. Komisariat Fateta bukan milik individu tapi punya kita semua. Selain itu kita juga harus tetap menjaga semangat membaca," ungkap pemuda yang jago karate tersebut. Swkretaris Umum (Sekum) Fa

Kolom Agama dan Tantangan Berbhineka

Permasalahan dalam negara demokrasi kembali mendapatkan sedikit nafasnya terutama bagi para penghayat kepercayaan lokal. MK, melalui Putusannya No. 97/PUU-XIV/2016 mengabulkan permohonan menguji Pasal 61 ayat (1) dan ayat (2) jo. Pasal 64 ayat (1) dan ayat (5) UU No. 23/2006 jo. UU No. 24/2013 tentang Administrasi Kependudukan. Dalam Putusan MK tersebut, pemohon mempermasalahkan ‘pengosongan’ kolom agama yang, di dalam prakteknya, justru menimbulkan diskriminasi dan pemaksaan untuk masuk pada salah satu agama yang diakui oleh negara yang sebenarnya tidak diimaninya, baik secara politik, pendidikan maupun sosial-ekonomi. Karenanya, dengan menyatakan inkonstitusionalnya pasal dan ayat a quo , penghayat kepercayaan mendapat titik terang pengakuan sebagai warga negara yang memiliki kedudukan yang sama dengan warga negara lain, baik dalam administrasi, politik, ekonomi maupun sosial. Akan tetapi, dengan adanya Putusan tersebut, justru menyimpan pertanyaan yang masih mengganja

HMI Bogor Utus Kadernya Ikut Pelatihan "Menjadi Pendidik yang Qurani"

Maysaroh kader HMI cabang Bogor mengikuti pelatihan menjadi guru dan Orangtua hebat dalam mengajarkan Al-Quran di Gedung Alumni IPB, Baranangsiang, Ahad (12/11/2017) Pelatihan tersebut dilaksanakan oleh Sekolah Al-Gibran. Dalam Pelatihan ini peserta diajarkan bagaimana mendidikan anak menjadi generasi Qurani. "Pelatihan sangat bermanfaat dan sangat berguna. Ilmu yang sadar dalam pelatihan akan saya pakai untuk mendidik anak didik saya yang ada di Sentul," ucap Maysaroh yang biasa disapa Imay. Imay sendiri mempunyai anak didik yang dia ajar secara mandiri di dekat konstannya. Setiap sore Imay mengajar ngaji anak anak. (Ags) 

Hari Pahlawan, HMI Cabang Bogor Baca Yasin, Tahlilan dan Doa Bersama

Untuk memperingati Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November. Kader HMI Cabang Bogor menggelar Yasinan, Tahlilan dan doa bersama untuk para pahlawan khususnya Lafran Pane, Pendiri HMI di sekretariat Cabang, Dramaga, Kabupaten Bogor. Acara tersebut dihadiri oleh kader lintas komisariat Se-Cabang Bogor. Menurut Pirli, kader HMI Komisariat FEM, momentum peringatan hari pahlawan yang bertepatan dengan dianugerahkannya gelar pahlawan nasional terhadap Lafran Pane bisa menjadi pemacu bagi kader agar menyelami kesederhanaan sosok Lafran Pane. “Dalam acara yasinan dan doa bersama ini, kita pelajari sifat-sifat Ayahanda Lafran Pane yang dikenal sebagai sosok pembelajar dan peletak dasar pergerakan organisasi mahasiswa Islam di kampus,” katanya ketika dimintai pendapat tentang Lafran Pane, Jumat (10/11/2017). Pembacaan Yasin dipimpin langsung oleh formateur HMI Cabang Bogor, Joni Iskandar. Dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil dan doa yang dipandu oleh Abdul Hamid.

Memaknai Gelar Pahlawan

Tidak terasa hari ini, tepatnya pada tanggal 10 November, rakyat Indonesia sedang memperingati Hari Pahlawan. Seperti kita ketahui, Hari Pahlawan merupakan simbol sejarah heroik mempertahankan Kota Surabaya demi mempertahankan dan ‘memamerkan’ eksistensi NKRI yang baru tiga bulan merdeka. Simbol heroik itulah yang melatarbelakangi lahirnya simbol Hari Pahlawan. Di saat simbol itu telah terpancang, maka simbol itu akan terus ada berdiri. Hanya saja, simbol itu kini semakin usang. Pengulangan justru membuat Hari Pahlawan serasa dingin untuk diperingati, maknanya semakin kering, cat kegagahan pahlawan semakin mengelupas. Tradisi pemberian gelar Pahlawan Nasional, hanya dirasakan sebagai formalitas belaka. Gelar Pahlawan, tak ayal, hanya simbol formal yang justru menggerus makna dibanding mengembangkan simbol ksatria dan kegagahan mempertahankan bangsa. Memang, mekanisme pemberian gelar pahlawan (tepatnya gelar pahlawan nasional) telah diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2

NU & HT DI TUBUH INDONESIA

Oleh: Rohmatullah Adny Asymuni* Berbicara tentang NU berbicara tentang keIslaman, keIndonesiaan dan perjuangan. Tak diragukan lagi bahwa ulama, kyai dan warga NU turut ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melawan kolonial dsn penjajahan di tanah pribumi ini. Tak perlu penulis sebutkan siapa saja yang terlibat melawan penjajahan demi terwujudkan kemerdekaan Indonesia.  NU dan lapisan masyarakat telah banyak berjasa pada kita yang hidup di abad 21 ini. Kita hanya menjadi penikmat hasil keringat perjuangan nenek moyang kita yang berjuang demi sebuah kemerdekaan. Setelah Indonesia merdeka yang dikumandangkan oleh Presiden pertama, Soekarno -singkat cerita- telah final menjadikan pancasila sebagai falsafah ideologi Indonesia, bukan sebagai mazhab apalagi agama. Tidak. Pancasila tidak bertentangan dengan Islam, justru dalam organ pancasila tersinari oleh nilai-nilai ajaran Islam. Coba perhatikan dan pahami butir Pancasila, adakah yang melenceng dari ajaran Islam?.