Langsung ke konten utama

Persatuan Ummat di Tengah Islam yang Kaya Makna

Sumber: ustadchandra.wordpress.com

Sebagai sebuah agama, islam telah berhasil memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kemajuan masyarakat dunia. Ajaran yang dahulu dibawa oleh rosul yang ummi itu kini telah berhasil mempengaruhi berbagai macam aspek keilmuan di berbagai bidang. Bahkan kemudian sejarah telah membuktikan bahwa semangat kemajuan islam juga telah menginspirasi bangkitnya masyarakat dunia yang secara agama tidak menjadikan islam sebagai agama resminya.


Kedahsyatan islam yang sangat besar itu tidak lain bersumber dari Al-Qur’an dan Al Hadits sebagai dua buah pusaka umat islam yang akan abadi sepanjang zaman. Melalui kedua pusakanya inilah ummat islam bisa terus melanjutkan risalah Nabi Muhammad SAW, yaitu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada kehidupan. Al-Qur’an dan Al Hadits ini bagaikan air menyuburkan yang bisa menyuburkan manusia sebagai tanahnya. Setelah tanah itu subur, maka manusia melakukan proses zikir, pikir, dan usaha sebaga sebuah bibit pohon yang kemudian segera bisa memberikan manfaat kepada makhluk lain setelah bibit itu ditanam di tanah subur sehingga menghasilkan buah.

Buah tersebutlah yang kemudian manusia bisa memberikan kepada kehidupan. Allah SWT kemudian melalui perumpamaanya “membeli” seluruh buah yang diberikan manusia kepada masyarakat dengan imbalan yang berlipat ganda. Maka dari situlah kita mendapat suatu pengertian bahwa keikhlasan semata-mata karena Allah SWT lah bahwa tolak ukur apakah buah itu berharga atau tidak.

Dari keseluruhan analogi di atas, kita mendapat tiga subjek, yaitu Al-Qur’an, Al Hadits, dan manusia. Dalam kaitannya antara ketiga subjek tersebut maka diharuskan bagi manusia (baca: Ummat islam) melakukan usaha sehingga bisa meng-install-kan Al-Qur’an dan Al Hadits tersebut dalam dirinya. Tidak hanya itu, manusia juga harus senantiasa melakukan zikir dan pikir dalam mengolah menginterpretasi Al Qur’an dan Al Hadits tersebut. Terakhir, manusia jugalah yang harus melakukan usaha untuk menghantarkan buah yang telah dihasilkannya kepada masyarakat sembari mengusahakan keikhlasan kepada Allah SWT.

Serangkaian usaha yang dilakukan oleh manusia itulah yang kemudian kita sebut sebagai ibadah. Serangkaian proses ibadah itulah yang harus senantiasa diilhami oleh semangat ihsan. Sesuai dengan hadits Nabi SAW sebagai berikut:

... Lalu orang itu bertanya lagi: “lalu terangkanlah kepadaku tentang ihsan.” (beliau) menjawab: “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun jika engkau tidak dapat (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.” ... (HR. Muslim)

Al-Qur’an dan Al Hadits merupakan dua buah pusaka dari ummat islam yang sangat ampuh dalam melindunginya selama mereka hidup di dunia ini. Namun demikian, pusaka-pusaka tersebut memerlukan sebuah perawatan agar selalu bisa digunakan dan tidak “karatan”. Pusaka-pusaka itu bukanlah suatu barang yang akan keluar kegunaannya hanya dengan disimpan dan disembah. Namun pusaka-pusaka itu harus dipegang dengan mantap oleh kedua tangan kita dan dipakai untuk menghiasi jiwa dan raga kita. Dan kemudian melalui proses dzikir dan pikir kita mengasah kedua pusaka tersebut agar selalu menjadi pusaka yang bisa dipergunakan di setiap zaman. Oleh karena itu, maka islam sangat menganjurkan agar ummatnya selalu berpikir dan bertafakur.

Proses berpikir dan bertafakur itulah yang memungkinkan manusia bisa menghasilkan buah terbaik yang disebut dengan ilmu. Ilmu adalah buah terbaik yang bisa dihasilkan karena buah ini bersifat tahan lama dan tidak akan pernah habis melainkan sifatnya selalu bertambah. Oleh karena itulah maka Allah SWT memberikan derajat yang tinggi kepada mereka yang berilmu. Sesaui dengan firman-Nya:
... Dan apabila dikatakan: “berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-oang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujaadilah: 11)

Inilah agama islam yang memiliki sumber ajaran dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Namun kemudian karena kaya dengan makna maka kemudian banyak juga interpretasi yang dapat dihasilkannya sesuai dengan latar belakang pengetahuan, konteks zaman, dan lingkungan manusianya. Namun demikian, meskipun interpretasinya banyak, yang terpenting kita semua tetap dalam koridor yang sama yaitu mengambil inspirasi dan pelajaran dari Al-Qur’an dan Al-Hadits untuk kemudian diaplikasikan terhadap kehidupan sehari-hari demi kebaikan bersama. Justru dengan banyaknya interpretasi itulah maka akan lebih banyak lagi kebaikan yang akan tercipta. Dan inilah sebagai salah satu pembukti bahwa islam adalah agama yang sempurna sesuai dengan firman Allah SWT.

... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah ku-ridhoi islam itu jadi agama bagimu... (QS. Al-Maidah: 3)

Tugas kita sekarang bukanlah untuk membicarakan perbedaan interpretasi itu, tetapi hal yang harus dilakukan sekarang adalah bagaimana kita untuk terus bisa berjalan bersama, tetap satu barisan ummat yang dibahasakan Nabi SAW bagaikan satu tubuh. Sabda Nabi SAW tersebut tentunya bukan suatu hal yang tiba-tiba dirasakan dan terjadi setelah kita menyatakan ber-islam. Melainkan sebuah kondisi yang harus diusahakan sehingga kita semua merasa satu tubuh. Oleh karena itu, tidak mungkin kondisi itu terjadi jika tidak dibangun dengan silaturrahim, saling berkomunikasi, dan saling membangun kepercayaan serta kesetiakawanan antar komponen ummat islam. Persatuan ummat inilah yang memungkinkan kita untuk bisa berkarya lebih besar melampaui batas kemampuan dan nalar kita sendiri.

Ditulis oleh Qiki Qilang Syachbudy
Ketua Umum HMI Cabang Bogor Periode 2013-2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA DAN BAGAIMANA SETELAH MASUK HMI? (Sesi Wawancara dengan Ketum HMI Cabang Bogor)

                    Pada kesempatan ini kami sengaja kembali menghadirkan sesi wawancara khusus dengan ketua umum HMI Cabang Bogor periode 2013-2014, Bang Qiki Qilang Syachbudy. Wawancara ini sengaja dilakukan karena banyaknya pertanyaan baik dari kader ataupun masyarakat umum tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan setelah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Berikut adalah wawancaranya.

Pilkada Kabupaten Bogor 2018, HMI Bersikap Netral

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor, Joni Iskandar, menyampaikan agar seluruh kader HMI cabang Bogor  bersikap netral dalam pemilihan kepala daerah serentak yang akan digelar pada Rabu, 27 Juni 2018. Ajakan tersebut disampaikan di Gedung Serbaguna Mahasiswa Islam (GSMI), sekretariat HMI Cabang Bogor, Selasa (26/06). "Kader HMI harus bersikap netral sebagai bentuk pengejawantahan independensi organisatoris. Tidak dibenarkan jika kader HMI melakukan komitmen dalam bentuk apapun dengan pihak luar, apalagi ikut andil dalam politik praktis memenangkan satu kandidat," ungkap Joni. Dalam kesempatan tersebut Joni juga meminta kepada seluruh penyelenggara pemilu dan pihak keamanan agar menjalankan kewajibannya sesuai amanat yang sudah diberikan. "Kami meminta kepada semua aparatur negara dan pihak keamanan  menjalankan tugasnya dengan baik dalam mengawal pemilu demi terwujudnya Pilkada damai dan bersih," pungkas Joni mengakhiri.

SEKOLAH MENULIS, ARISAN BACA, DAN FLD?

  Judul di atas memang menarik untuk dibahas pada kesempatan ini mengingat kita sama-sama tahu bahwa HMI Cabang Bogor harus terus eksis dalam mencetak kader-kader militan ummat dan bangsa.