Langsung ke konten utama

Dunia Dalam Kemasan: Selamat Datang di Dunia Persepsi

hmicabangbogor14.blogspot.com 
Sampai kapanpun manusia akan selalu menjadi tawanan persepsi di dunia (yang digambarkanPlato).  Karena kehidupan ini memang sekumpulan persepsi.  Beberapa pemikir seperti Harun Yahya telah mengemukakan fakta tersebut. Tidak ada salahnya kalau kita bahas beberapa teori mereka. Meskipun, paham Materialis tak akan menerima hal ini.

Mungkin dulu orang berpendapat bahwa kehidupan ini terjadi di luar diri kita. Namun beberapa pemikir modern menemukan teori baru. Bahwa dunia yang kita sangka-sangka. Sebenarnya berada di dalam diri kita sendiri. Persis seperti apa yang dipersepsikan tawanan gua. (Penjelasan manusia silahkan baca disini)

Panca indera memang mengalami pengalaman di dunia luar, namun tetap saja yang menerjemahkan semua itu adalah otak manusia. Saat kita melihat sebuah jeruk, yang ditangkap oleh mata adalah pantulan sinar Foton dari jeruk tersebut. Sinar foton itulah yang dikonversikan menjadi sinyal-sinyal yang akan diterjemahkan otak. Jadi apa yang diterima oleh otak bukanlah objek yang sebenarnya. Melainkan sinyal-sinyal yang memicu reaksi pada otak sehingga seakan-akan kita melihatnya. Padahal mungkin saja objek jeruk itu tak ada. Seperti yang dialami oleh orang yang berhalusinasi atau bermimpi. Mereka seakan benar-benar seperti melihat kenyataan. Namun semua itu hanyalah reaksi yang dipersepsikan otak. 

“Di dalam mimpiku, aku melihat diriku berjalan ke suatu tempat, tatkala aku bangun aku sadar aku tidak kemana-mana tapi aku tetap di sini, dan aku mendapatkan diriku tetap berbaring di tempat tidurku. Siapa yang bisa menjamin bahwa saat ini aku tidak sedang bermimpi atau hidupku saat ini bukanlah sebuah mimpi?”
_Descartes_

Hal yang sama terjadi pada indra yang lainnya.  Saat kita mencium, mengecap dan meraba jeruk tersebut. Yang tiba di otak tak lain hanyalah sinyal-sinyal yang sudah dikonversikan. Sehingga semua jenis rasa, bau, dan bentuk adalah hasil dari penerjemahan otak. Dan Bisa saja penerjemahan itu tidak sesuai dengan keadaan jeruk di dunia luar otak kita. Karena semua adalah persepsi. (#seperti ilustrasi tawanan gua plato).

Jadi apa yang kita lihat, simak, rasa, dan raba. Tak lain hanyalah sekumpulan sinyal-sinyal yang diterjemahkan di dalam otak manusia. 

Maka dari itu, sampailah kita pada suatu kesimpulan bahwa manusia itu hidup dalam ilusi persepsi. Bahkan tulisan ini juga tak lain merupakan sekumpulan persepsi si penulis.

(#Kalau  memang kita hidup dalam kerangka persesi dan ilusi. Lalu di mana kebenaran yang sebenarnya? )

Sebelumnya kita harus mengetahui bahwa hanya dia yang Maha benar yang memegang kebenaran yang Hakiki. Kepada Dia-lah kita meminta petunjuk untuk mengetahui kebenaran dan kenyataan tertinggi. Ibarat manusia gua Plato, Dialah yang telah membebaskan orang-orang pilihan untuk keluar dari gua persepsi dan melihat kenyataan yang sebenarnya. Dan memerintahkan mereka (Sang terpilih) untuk menunjukkan kenyataan yang sebenarnya kapada para manusia yang masih tertawan oleh ilusi persepsi di dunia.

Dari merekalah kita bisa mengetahui kebenaran tertinggi. Manusia pilihan tersebut kadang menjelaskannya dengan berbagai metafora dan perumpamaan untuk memudahkan kita. Dan juga kadang disertai dengan kelebihan tertentu di luar kemampuan manusia sebagai bukti kebenaran yang mereka bawa.

Sayangnya beberapa orang  mungkin akan sulit menerima langsung hal-hal di luar persepsi kita selama ini. Makanya tak jarang orang seperti mereka dianggap gila dan ingin dibunuh oleh orang lain.

            (#bisakah kita keluar dari dunia persepsi saat ini dan langsung merasakan kehidupan sesungguhnya). Bisa saja, tapi cuma manusia tertentu yang mengerti akan hal itu. 

Manusia biasa tak akan sampai pada kenyataan diluar otaknya. Karena sistem yang ada pada kita memang telah diatur untuk itu. Justru karena adanya persepsi, manusia dipersilahkan untuk bereksplorasi dengan akalnya. Mau dibawa kemana pola pikirnya nantinya.

Anda bisa saja keluar dari dunia persepsi, dengan satu cara yaitu dengan maut. Ketika anda berhenti berpersepsi, itulah yang disebut dengan kematian.  Kematian akan mengantarkan kita untuk melihat kehidupan nyata yang sesungguhnya. 

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-A'laa, 87: 16-17)


Ketua Bidang Pemberdayaan Umat
HMI Cabang Bogor Periode 2013-2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA DAN BAGAIMANA SETELAH MASUK HMI? (Sesi Wawancara dengan Ketum HMI Cabang Bogor)

                    Pada kesempatan ini kami sengaja kembali menghadirkan sesi wawancara khusus dengan ketua umum HMI Cabang Bogor periode 2013-2014, Bang Qiki Qilang Syachbudy. Wawancara ini sengaja dilakukan karena banyaknya pertanyaan baik dari kader ataupun masyarakat umum tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan setelah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Berikut adalah wawancaranya.

Pilkada Kabupaten Bogor 2018, HMI Bersikap Netral

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor, Joni Iskandar, menyampaikan agar seluruh kader HMI cabang Bogor  bersikap netral dalam pemilihan kepala daerah serentak yang akan digelar pada Rabu, 27 Juni 2018. Ajakan tersebut disampaikan di Gedung Serbaguna Mahasiswa Islam (GSMI), sekretariat HMI Cabang Bogor, Selasa (26/06). "Kader HMI harus bersikap netral sebagai bentuk pengejawantahan independensi organisatoris. Tidak dibenarkan jika kader HMI melakukan komitmen dalam bentuk apapun dengan pihak luar, apalagi ikut andil dalam politik praktis memenangkan satu kandidat," ungkap Joni. Dalam kesempatan tersebut Joni juga meminta kepada seluruh penyelenggara pemilu dan pihak keamanan agar menjalankan kewajibannya sesuai amanat yang sudah diberikan. "Kami meminta kepada semua aparatur negara dan pihak keamanan  menjalankan tugasnya dengan baik dalam mengawal pemilu demi terwujudnya Pilkada damai dan bersih," pungkas Joni mengakhiri.

SEKOLAH MENULIS, ARISAN BACA, DAN FLD?

  Judul di atas memang menarik untuk dibahas pada kesempatan ini mengingat kita sama-sama tahu bahwa HMI Cabang Bogor harus terus eksis dalam mencetak kader-kader militan ummat dan bangsa.