Analogi HMI Sebagai Koperasi Mahasiswa Berbasis SDM? (Sesi wawancara dengan Ketum HMI Cabang Bogor Periode 2013 – 2014)
HMI sebagai koperasi? Mengapa HMI dianalogikan dengan koperasi? Dan apa yang
menarik dari analogi HMI sebagai koperasi? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah
yang kemudian semakin seru untuk kita menjadi bahan renungan pada kesempatan
kali ini. Untuk itu, mari kita tanyakan langsung kepada Ketum HMI Cabang Bogor,
Sdr. Qiki Qilang.
Wartawan: Bang Qiki, akhir-akhir ini anda pernah melontarkan analogi
mengenai analogi HMI sebagai koperasi mahasiswa berbasis SDM. Bisakah Anda
menjelaskan mengenai maksud dari analogi tersebut?
Qiki: Ya, saya memang pernah melontarkan analogi tersebut untuk lebih bisa
menjelaskan secara sederhana kepada para kader mengenai apa itu Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI). Karena sekarang ini banyak kader, apalagi kader yang
baru masuk HMI kurang bisa memahami apa itu HMI secara menyeluruh. Banyak yang
menganggap HMI ini mirip dengan LSM, lembaga think tank atau partai politik.
Terutama saya sering mendengar HMI ini diidentikkan dengan PRD yang dulu
dipimpin Budiman Sudjatmiko.
Wartawan: Apakah Anda merasa keberatan jika HMI diidentikkan dengan LSM,
lembaga think tank atau partai politik?
Qiki: Ya, saya sangat keberatan.
Wartawan: Kenapa?
Qiki: Karena saya merasa bahwa HMI lebih dari sekedar LSM, lembaga think
tank, atau partai politik. HMI merupakan organisasi yang komplit, dan tentu
kekuatannya lebih dari itu.
Wartawan: Bisakah Anda menjelaskan mengenai apa itu perbedaan HMI
dibandingkan dengan lembaga-lembaga yang sering dianggapkan orang tersebut?
Qiki: Sebagai organisasi mahasiswa tertua di Indonesia, HMI telah memiliki
sistem organisasi yang baik, Hal ini terlihat dari konstitusi organisasinya
yang lengkap dari A sampai Z-nya komplit. HMI di-create untuk bisa menjadi
kampus kedua bagi mahasiswa yang nyaman untuk mengembangkan kemampuan mereka
masing-masing di berbagai bidang minat dan bakat. Bahkan HMI telah memiliki
budaya organisasi yang khas dan kental. Seperti misalnya sesama anggota HMI
bisa saling mengenali hanya dari mengidentifikasi cara berbicara, alur
berpikir, dan cara mengungkapkan pendapatnya.
Hal terpenting dari perbedaan HMI dengan organisasi-organisasi tersebut
adalah bahwa fungsi dari organisasi HMI adalah fungsi pengkaderan. Dengan kata
lain, tugas pokok dari HMI adalah pengkaderan. Masalah nanti ke depan para
kader mau jadi professional, akademisi, politisi, atau yang lainnya. Itu
terserah mereka. Yang terpenting HMI sudah memberikan bekal yang maksimal.
Dalam kegiatan, kami senantiasa berpatokan kepada tujuan HMI, yaitu terbinanya
insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggungjawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Wartawan: Jadi merut Anda analogi koperasi mahasiswa berbasis SDM itu adalah
analogi yang pas untuk menggambarkan HMI?
Qiki: Ya, itu yang menurut saya paling mendekati.
Wartawan: Bisakah Anda menjelaskan mengenai analogi tersebut?
Qiki: Begini, koperasi sebagaimana dari akar katanya adalah cooperation,
yang berarti bekerjasama. Artinya, suatu kesatuan usaha yang dikerjakan secara
bersama-sama dengan tujuan untuk kesejahteraan anggotanya. Di HMI kita mengenal
juga anggota dan pengurus. Pengurus adalah orang yang diberikan legitimasi
melalui suatu rapat anggota untuk menjalankan segala tugas organisasi yang
bersifat rutin dan menjalankan segala keputusan dari rapat anggota. Pengurus
inilah yang kemudian memiliki kewajiban untuk mengembangkan asset yang ada demi
mensejahterakan anggotanya.
Wartawan: Apa yang dimaksud anda dengan asset yang ada di HMI?
Qiki: Asset yang ada di HMI tidak lain adalah kader HMI itu sendiri. Jadi,
pengurus harus bisa mengelola asset itu sehingga kemudian asset itu bisa
bertambah di akhir kepengurusannya nanti.
Wartawan: Maksud Anda bertambah dalam hal apa?
Qiki: Maksud asset yang bertambah menurut saya adalah baik kuantitas, yaitu
semakin banyaknya anggota HMI. Tetapi yang menjadi hal terpenting adalah
bertambahnya kualitas dari para kader tersebut. Artinya HMI bisa memberikan
manfaat yang berarti bagi kader, yaitu bertambahnya kapasitas mereka. Dengan
bertambahnya kualitas kader, maka itu berarti telah ikut menyejahterakan kader
baik dalam hal kekayaan berpikir maupun kekayaan jiwanya.
Wartawan: Ooo.. jadi itu toh alasannya kenapa Anda menganalogikan HMI
sebagai sebuah koperasi. Lalu pertanyaannya, apakah anggota yang Anda anggap
sebagai asset HMI ini Anda analogikan juga sebagai benda mati seperti halnya
asset yang ada di koperasi?
Qiki: Tentu tidak dong. Makanya disini diperlukan pemikiran yang logis dalam
beranalogi. Asset yang ada di HMI ini memiliki tanggung jawab terhadap himpunan
dan yang terpenting mereka harus bertanggung jawab terhadap diri mereka
sendiri.
Wartawan: Lalu apa bentuk tanggung jawab mereka terhadap himpunan dan
terhadap diri mereka sendiri?
Qiki: Tanggung jawab terhadap himpunan adalah bahwa mereka harus senantiasa
menjaga nama baik himpunan dan menjalankan AD/ART yang ada di aturan himpunan.
Sedangkan tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri adalah bahwa mereka juga
memiliki tanggung jawab terhadap bertambahnya kapasitas yang ada di dalam diri
mereka sendiri. Dalam hal ini anggota harus bisa mendefinisikan apa fashion
mereka, dan setelah itu mereka secara aktif (secara mandiri) menggunakan sarana
HMI dan keluarga besar HMI untuk mewujudkan apa yang diinginkan tanpa menunggu
aba-aba dari pengurus. Contoh, jika saya ingin menjadi seorang pengusaha maka
saya harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri untuk mewujudkannya. Sebagai
organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia yang masih bertahan sampai saat
ini, tentunya HMI sudah memiliki banyak alumi yang bergerak di bidang
kewirausahaan. Jika butuh informasi mengenai alumni yang bergerak di bidang
wirausaha, tanya kepada pengurus. Setelah tahu, maka jangan segan-segan untuk
bersilaturahim kepada mereka. Tentu mereka akan welcome dan senang dikunjungi
karena memang silaturahim adalah salah satu tradisi di HMI yang juga merupakan
tradisi para ulama.
Wartawan: Oke, sepertinya maksud dari analogi Anda sudah dapat kami
mengerti. Tapi ada satu lagi pertanyaan terakhir yang dari tadi sepertinya
belum kita sentuh, yaitu mengenai kebiasaan demonstrasi yang ada di HMI. Dimana
letak dari gerakan mahasiswanya jika Anda masih menganggap analogi HMI sebagai
koperasi ini relevan?
Qiki: Ini merupakan pertanyaan yang menarik. Selama ini memang demonstrasi
menjadi hal yang sangat diidentikkan dengan HMI. Banyak pandangan negative dari
masyarakat mengenai demonstrasi yang dilakukan oleh kader maupun simpatisan
HMI. Bagi saya, masalah demonstrasi itu adalah bagian dari sebuah strategi saja
dalam upaya menyampaikan pendapat. Kadang sesekali kita perlu berdemonstrasi
agar ide kita cepat mendapat tanggapan dan cepat tersebar di masyarakat. Tidak
ada hal yang negative dalam berdemonstrasi. Melainkan demonstrasi secara
positif bisa dijadikan sebagai sebuah wahana untuk perkaderan bagi anggota HMI
agar bisa lebih tampil percara diri mengemukakan pendapat di muka umum. Yang
negatif adalah jika demonstrasi itu sudah merusak property milik umum dan
merugikan masyarakat.
Demikianlah wawancara yang dilakukan pada kesempatan ini. Semoga
menginspirasi. Bahagia HMI.
menginspirasi. Bahagia HMI.
Komentar
Posting Komentar